23 July 2014

Pelayan

Usai sudah hingar bingar kampanye. Selesai sudah hiruk pikuk itu. Presiden dan Wakil Presiden yang baru telah secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum semalam. Mereka berdua akan menjalankan pemerintahan hingga setidaknya tahun 2019.

Kini sudah ada dua orang yg kita minta untuk menjalankan mandat: Jokowi dan Jusuf Kalla. Mereka bukan atasan kita, rakyat yang berdaulat ini, sama sekali bukan. Mereka adalah sepasang warga negara yang kita percaya untuk menjadi pelayan. Ya, pelayan. Pelayan untuk mengurusi negara yang carut marut ini. Mereka tak berada dalam posisi yang lebih tinggi dari kita. Kita tak layak memuja mereka bak pahlawan. Kita tak boleh membuai mereka dalam euforia berkepanjangan.

Tugas sepasang pelayan itu tak ringan. Sungguh. Mereka kita beri waktu lima tahun untuk membereskan yang semrawut, membersihkan yang kotor, menuntaskan yang tak kunjung selesai. Jadi, tugas kita pun sama sekali belum tuntas. Kita baru pada tahap awal: menghantarkan Jokowi dan Jusuf Kalla ke kursi eksekutif. Dari kamus Oxford, executive, berarti "relating to or having the power to put plans or actions into effect". Sehingga, jabatan pada hakikatnya adalah menjabarkan rencana ke dalam tindakan yang berefek.

Tugas kita selanjutnya adalah mengontrol mereka berdua, agar tak melakukan hal-hal konyol bin bodoh yang akan merugikan kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan.

Jokowi dan JK harus melindungi kalangan yang kerap ditempatkan secara hina dina sekian lama di republik ini, karena kerap ditindas atas nama perbedaan aliran kepercayaan. Mereka harus menjaga dan memastikan, agar tak ada aparat yang main pukul dan tembak dengan senjata yang dibeli dari pajak masyarakat. Mereka wajib mencari orang-orang yang diculik dalam prahara 1998.

Kita tentu senang, kalau mengetahui bahwa pajak yang kita sisihkan dari gaji kita, pajak yang kita bayar setiap kali kita makan di restoran dan berbelanja, bisa dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kemakmuran masyarakat. Jokowi dan JK harus bisa meyakinkan kita semua, takkan ada lagi pelemahan pada Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK harus dikondisikan agar bisa bekerja dengan jaminan bahwa siapapun sama posisinya di hadapan hukum.

Secara ringkas, Jokowi dan JK harus mengurai dan menyelesaikan tiga problem pokok bangsa, sebagaimana sudah mereka sampaikan dalam visi misi pencapresan mereka. Pertama, ancaman terhadap wibawa negara. Kedua, kelemahan sendi perekonomian bangsa. Ketiga, intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Jangan kita mengucapkan selamat pada Jokowi JK karena sudah meraih kursi tertinggi dalam jajaran eksekutif. Kita harus mengucapkan selamat bekerja pada sepasang pelayan itu. Kita berharap, mereka tak mengecewakan kita. Mereka berdua harus mampu dan mau bekerja keras, untuk semua orang dan kalangan, termasuk kalangan yang tak mendukung mereka berdua pada 9 Juli 2014 lalu. Mereka harus bekerja juga untuk siapapun yang pernah mengumbar jutaan fitnah dalam rupa-rupa hal. Mereka harus bisa membuktikan, bahwa mereka berdua adalah sepasang pelayan yang bekerja untuk semua.

Sekian. Ini saatnya mereka berdua bekerja!

Foto: TRIBUNNEWS/HERUDIN

Fransiskus Pascaries